Soul

Natal di Tanah Suci: Kardinal Pizzaballa sebut Gaza simbol harapan

Bethlehem, Palestina/Istanbul (KABARIN) - Di tengah kehancuran dan luka yang mendalam, pesan ketahanan dan harapan justru menggema dari Jalur Gaza pada perayaan Natal tahun ini. Hal tersebut disampaikan oleh Patriark Latin Yerusalem, Kardinal Pierbattist Pizzaballa, saat tiba di Bethlehem, Tepi Barat, untuk menghadiri Misa Malam Natal, Rabu.

“Hari ini, hati kami bersama Gaza yang luluh lantak,” ujar Kardinal Pizzaballa. Meski wilayah tersebut porak-poranda akibat agresi Zionis Israel yang telah berlangsung selama dua tahun, ia menegaskan bahwa semangat hidup masyarakat Gaza masih tetap menyala.

Menurutnya, di balik penderitaan yang dialami, warga Gaza menunjukkan keteguhan luar biasa. “Dengan semua yang terjadi, masyarakatnya masih memiliki semangat hidup, semangat untuk bersukacita, dan keengganan untuk menyerah begitu saja,” tuturnya.

Kardinal Pizzaballa juga menyampaikan keyakinannya bahwa masyarakat Gaza, seperti halnya warga Bethlehem, akan mampu bangkit dan membangun kembali kehidupan mereka. Ia menyebut perayaan Natal bukan sekadar ritual, melainkan pernyataan iman terhadap kehidupan di tengah kehancuran.

“Kita akan merayakan di Gaza dan Bethlehem. Kita akan terus merayakannya setiap hari dan kembali membangun dari awal,” katanya.

Data menunjukkan dampak agresi yang sangat besar. Sejak Oktober 2023, lebih dari 71.000 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, dilaporkan tewas di Jalur Gaza, sementara sekitar 171.000 orang lainnya terluka. Di wilayah Tepi Barat, kekerasan juga menelan korban dengan lebih dari 1.100 warga Palestina meninggal dunia dan hampir 11.000 orang mengalami luka-luka.

Dalam pandangan Kardinal Pizzaballa, Gaza dan Bethlehem kini memikul pesan yang sama: keteguhan dan harapan. Ia menegaskan bahwa keyakinan terhadap kehidupan dan perdamaian jauh lebih kuat daripada kehancuran yang ditinggalkan perang.

“Hari ini menjadi Natal yang sejati di Bethlehem. Pesan dari Bethlehem dan Tanah Suci menyebar ke seluruh dunia,” ujarnya.

Namun, perayaan Natal tahun ini juga diwarnai pembatasan. Otoritas Zionis dilaporkan melarang Wakil Presiden Palestina, Hussein Al-Sheikh, untuk menghadiri Misa Malam Natal di Gereja Kelahiran Bethlehem.

Bethlehem sendiri merupakan tempat yang sangat dihormati oleh umat Kristiani sebagai lokasi kelahiran Yesus Kristus. Setiap Desember, kota ini menjadi tujuan ziarah utama, dengan ribuan umat memadati Gereja Kelahiran yang berdiri di atas gua yang diyakini sebagai tempat Maria melahirkan Yesus.

Di tengah konflik dan pembatasan, perayaan Natal di Tanah Suci tahun ini menjadi pengingat kuat bahwa harapan, iman, dan kemanusiaan tetap hidup—bahkan di tempat yang paling terluka.

Sumber: Antara/Anadolu

Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Suryanto
Copyright © KABARIN 2025
TAG: